Keanu adalah Perpaduan yang Sempurna

Jumat, 22 April 2011

TABEL BERAT DAN TINGGI TERHADAP UMUR ANAK INDONESIA



TABEL BERAT DAN TINGGI TERHADAP UMUR
ANAK INDONESIA

(0-5 Tahun, Laki-laki dan Perempuan)*


TAHUN
BULAN
PERSENTASI

100%
Normal

90%
Kurang

80%
Buruk

70% 
Sangat Buruk
Kg
Cm
Kg
Cm
Kg
Cm
Kg
Cm
0
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
3.4
4.3
5.0
5.7
6.3
6.9
7.4
8.0
8.4
8.9
9.3
9.6
50.5
55.0
58.0
60.0
62.5
64.5
66.0
67.5
69.0
70.5
72.0
73.5
3.0
3.7
4.4
5.1
5.7
6.2
6.7
7.1
7.6
8.0
8.4
8.7
45.5
48.5
51.5
54.0
56.5
58.0
59.0
60.5
62.0
63.5
65.0
66.0
2.7
3.4
4.0
4.5
5.0
5.5
5.9
6.3
6.7
7.1
7.4
7.7
40.5
43.5
46.0
48.0
49.5
51.0
52.5
54.0
55.5
56.5
57.5
58.5
2.4
2.9
3.4
4.0
4.5
4.9
5.2
5.5
5.9
6.2
6.5
6.7
35.5
38.5
40.5
42.0
43.5
45.0
46.0
47.0
48.5
49.5
50.5
51.5
1
0
3
6
9
9.9
10.6
11.3
11.9
74.5
78.0
81.5
84.5
8.9
9.5
10.1
10.7
67.0
70.5
73.0
76.0
7.9
8.5
9.0
9.6
60.0
62.5
65.0
67.5
6.9
7.4
7.9
8.3
52.5
54.5
57.0
59.0
2
0
3
6
9
12.4
12.9
13.5
14.0
87.0
89.5
92.0
94.0
11.2
11.8
12.2
12.6
78.5
80.5
82.5
84.5
9.9
10.5
10.8
11.2
69.5
71.5
73.5
75.0
8.7
9.2
9.5
9.9
61.0
62.5
64.0
65.5
3
0
3
6
9
14.5
15.0
15.5
16.0
96.0
98.0
99.5
101.5
13.1
13.5
13.9
14.4
86.5
88.0
89.5
91.5
11.6
12.0
12.4
12.9
77.0
78.5
79.5
81.5
10.2
10.5
10.8
11.2
67.0
68.5
70.0
71.0
4
0
3
6
9
16.5
17.0
17.4
17.9
103.5
105.0
107.0
108.0
14.8
15.3
15.7
16.1
93.0
94.5
96.0
97.0
13.2
13.6
14.0
14.4
82.5
84.0
85.5
86.5
11.5
11.9
12.2
12.6
72.0
73.5
74.5
78.5
5
0
18.4
109.0
16.5
98.0
14.7
51.0
12.9
79.0

* Sumber: Direktorat Gizi - Departemen Kesehatan RI. 1973

Selasa, 12 April 2011

Panduan Memperkenalkan Makanan Padat Pertama

  1. Perkenalan makanan padat. Perkenalkan makanan baru secara bertahap satu persatu karena sistem imun dan pencernaan Si Kecil belum sempurna yang menyebabkan ia sensitif terhadap makanan tertentu (alergi). Berilah jarak 3-5 hari untuk menggganti jenis makanan baru guna mengetahui adanya reaksi alergi terhadap makanan (misalnya ruam, nyeri perut, muntah, diare). Mulailah memberi makanan yang rendah resio memicu alergi, seperti tepung beras, apel, wortel, daging ayam, dll).
  2. Posisi Si Kecil. Pastikan bahwa Si Kecil berada pada posisi duduk (minimal setengah duduk atau posisi kepala lebih tinggi dari perutnya), di pangkuan Bunda atau di tempat duduk bayi. Jika dalam posisi terlentang bisa tersedak.
  3. Belajar melan. Awalnya mungkin Si Kecil akan melepehkan kembali makanan yang Bunda suapkan, hal ini karena Si Kecil memiliki refleks dorong yang menyebabkan lidahnya keluar semua yang masuk ke dalam mulutnya. Tetapi tidak akan berlangsung lama, selama Si Kecil antusias, teruskan untuk menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.
  4. Porsi makan. Bunda dapat meningkatkan porsi dan frekuensi makan Si Kecil secara bertahap.
  5. Melatih keterampilan makan. Jika sudah mulai bisa menggenggam sendiri sendok atau biskuitnya. Hal ini bisa melatih perkembangan motorik halusnya.

Senin, 11 April 2011

Tips Memperkenalkan Makanan Padat Kepada Si Kecil

- Ciptakan suasana makan yang santai dan menyenangkan
- Sediakan makanan yang bervariasi warna, bentuk, maupun teksturnya
- Gunakan peralatan makan yang sesuai dengan usianya
- Waktu yang ideal untuk memberi makan adalah 30-60 menit sebelum waktu tidur, supaya Si Kecil kenyang dan tidurnya nyenyak
- Berikan dalam porsi kecil dan biarkan Si Kecil mendapat porsi tambahan bila
  terlihat masih lapar
- Hindari gula dan makanan yang manis.

Sabtu, 09 April 2011

Tahapan Pemberian Makanan Padat

1. Umur 6 Bulan+ (Tahap Perkenalan)
    Pengenalan Makanan :
    - Tekstur lembut
    - Satu Rasa dilanjutkan variasi rasa

    Perkembangan Ketrampilan Makan
    - Membuka mulut saat sendok diarahkan ke mulutnya.

   Jenis Makanan
   - Biskuit Bayi, bubur bayi, jus buah, nasi tim saring.

   Kebutuhan Nutrisi
   - 560 - 900 Kalori

2. Umur 9 Bulan+ (Tahap Lanjutan)
    Pengenalan Makanan
    - Tekstur semakin kasar & padat
    - Variasi rasa lebih beragam

    Perkembangan Ketrampilan Makan
    - Mampu memegang makanan dan botol

   Jenis Makanan
   - Biskuit Marie, bubur bayi,jus buah, nasi tim kasar.

   Kebutuhan Nutrisi
   - 600 - 1000 Kalori

3. Umur 12 Bulan+ (Tahap Pertumbuhan)
    Pengenalan Makanan
    - Tekstur lebih padat
    - Bentuk lebih bervariasi

    Perkembangan Ketrampilan Makan
    - Mampu menggunakan sendok sendiri

   Jenis Makanan
   - Biskuit, Puding, makanan keluarga

   Kebutuhan Nutrisi
   - 770 - 1200 Kalori

Selasa, 05 April 2011

Makanan Pendamping ASI (MPASI)

Bayi sebaiknya di berikan ASI eklusif hingga usia 6 bulan. Karena bagi bayi usia tersebut tidak ada makanan lain yang sebaik ASI. Namun jika kondisi tertentu, seperti produksi ASI tidak mecukupi kebutuhan nutrisi bayi atau alasan medis yang lain, maka pada usia 4 bulan bayi sudah bisa diberikan makanan pendamping ASI. Menginjak usia 6 bulan ke atas, ASI sebagai sumber nutrisi sudah tidak mencukupi lagi kebutuhan gizi yang terus berkembang. Perlu diberikan makanan pendamping ASI.

Pengertian
MP-ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai usia 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat usia bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi. MP-ASI merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga. Pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlahnya, sesuai dengan kemampuan pencernaan bayi/anak. Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat pada periode ini.

Berdasarkan penelitian, di usia 6 bulan, sistem pencernaan dan sistem kekebalan tubuh anak relatif sudah sempurna dan siap untuk menerima makanan padat. Enzim-enzim pencernaan sudah mulai tersedia untuk mulai mencerna makanan padat. Selain itu, untuk menghindari bayi dari resiko terkena alergi makanan.

Di 6 (enam) bulan pertama, bayi mempelajari cara untuk menyusu pada ibunya atau menghisap dari botol susu. Saat memasuki usia 6 bulan, bayi akan mempelajari keahlian baru, mulai dari belajar mendorong makanan di rongga mulut dengan lidahnya hinga masuk ke bagian belakan mulut lalu menelan. Momen tersebut merupakan pengalaman yang sangat baru dan luar biasa bagi si kecil.

Bayi dilahirkan dengan kemampuan refleks makan, seperti mengisap, menelan dan akhirnya mengunyah. Pemberian makanan pendamping ASI harus disesuaikan dengan perkembangan sistem alat pencernaan bayi, mulai dari makanan bertekstur cair, kental, semi padat hingga akhirnya makanan padat. Secara umum kesiapan bayi menerima makanan pendamping ditandai dengan hal-hal berikut:
  • Bayi mulai memasukan tangan ke mulut dan mengunyahnya.
  • Bayi merespon dan membuka mulutnya saat disuapi makanan.
  •  Hilangnya refleks menjulurkan lidah
  • Bayi lebih tertarik pada makanan dibandingkan botol susu atau ketika disodorkan puting susu.
  • Bayi rewel atau gelisah padahal sudah diberi asi atau susu formula sebanyak 4-5 kali sehari.
  • Bayi sudah bisa duduk sambil disangga dan sudah mampu menegakkan kepalanya.
Persyaratan MPASI
Kriteria yang harus dimiliki oleh MP-ASI adalah sebagai berikut:
  • Nilai gizi dan kandungan proteinnya tinggi.
  • Memiliki nilai suplementasi yang baik, mengandung vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
  • Dapat diterima dengan baik.
  • Sebaiknya dapat diproduksi dari bahan-bahan yang tersedia secara lokal.
  • Bersifat pada gizi
  • Kandungan serat kasar / bahan lain sukar dicerna terlalu banyak justru akan mengganggu pencernaan bayi.
Cara Pemberian MP- ASI pada bayi
  • Berikan secara hati-hati sedikit demi sedikit dari bentuk encer kemudian yang lebih kental secara berangsur – angsur.
  • Makanan diperkenalkan satu persatu sampai bayi benar-benar dapat menerimanya.
  • Makanan yang dapat menimbulkan alergi diberikan paling terakhir dan harus dicoba sedikit demi sedikit misalnya telur, cara pemberiannya kuningnya lebih dahulu setelah tidak ada reaksi alergi, maka hari berikutnya putihnya.
  • Pada pemberian makanan jangan dipaksa, sebaliknya diberikan pada waktu lapar ( Notoatmodjo, 1998: 138 ).
  • ukur suhu makanan sebelum diberikan pada bayi
  • dudukan bayi di pangkuan atau kursi bayi (jangan dibiasakan sambil di gendong ya, apalagi sambil diajak keliling2 keluar rumah, tidak higienis!)
  • ajaklah bicara pada saat diberi makan (kalau dikasi makan sambil kitanya ‘ngoceh’ biasanya makannya jadi banyak)
  •  senyum & eksperikan senangkan makan! (jangan menjadikan makan sebagai ‘kewajiban’ atau ‘paksaan’, dilarang keras memaksa bayi makan!)
  • Kalau bayi kita menolak MPASI??
    Bukan suatu masalah besar jika bayi menolak suapan anda, cobalah berikan MPASI beberapa hari kemudian. Atau siapakan makanan saring (puree) yang lebih encer sehingga memudahkan bayi untuk menelan.
    Jika bayi hanya sedikit makan MPASI, janganlah memaksanya, buatlah kegiatan makan menjadi acara yang menyenangkan.
Makanan pertama terbaik untuk bayi
Makanan padat pertama yang diberikan kepada bayi haruslah mudah dicerna, dan bukan makanan yang mempunyai resiko alergi yang tinggi.
 
Sebaiknya tidak menambahkan gula atau garam pada makanan bayi! Biarkan rasanya hambar, dan bayi akan merasakan rasa asli dari makanan tersebut. 

Garam dapat mengancam ginjal bayi. Sedangkan gula akan membuat bayi menyukai makanan manis & merusak giginya.

Pada awal pertama pemberian bayi berikan bubur beras dengan 1 macam sayuran atau 1 macam buah. Kenalkan satu persatu jangan dicampur, biarkan bayi mengenal rasa terlebih dahulu.

Sayuran Pertama: wortel, kentang, lobak, labu parang, ubi merah, segala macam ubi-ubian, kacang polong, brokoli, kembang kol.

Buah-buahan pertama: apel, pear, pisang, pepaya, alpukat.

Tepung beras: campurkan tepung beras dengan air/kaldu/ASI/susu formula. Tepung beras sangat mudah dicerna dan rasa susu merupakan rasa transisi dari ASI/SUFOR.

Daging: daging giling yang dimasak matang dapat diperkenalkan sebagai MPASI pertama bayi, meski demikian secara umum kebutuhan protein sudah dapat terpenuhi dari ASI nya.

Makanan yang perlu dihindari di awal pemberian MPASI: dairy product  (yogurt, keju, dsb), telur, gandum, barley, oat, madu, kerang, ikan, kacang-kacangan (almond, kacang tanah,dsb), daging/ikan asap, buah beraoma tajam (strawberry, lemon).

Makanan untuk Daya Tahan Tubuh Bayi 
Makanan yang diberikan bayi harus tepat baik jenis makanannya, jumlahnya hingga kandungan gizinya. Meskipun secara fisik masih bayi namun kebutuhan akan jenis zat gizi, bayi sama dengan orang dewasa, yaitu karbohidrat untuk sumber tenaga (padi-padian, kentang), protein nabati dan hewani untuk pertumbuhan (susu, daging, telur, ikan, kacang-kacangan), vitamin dan mineral untuk menjaga dan memelihara kesehatan.
 
Agar bayi tumbu sehat diperlukan vitamin A agar kesehatan matanya terjaga dan menjaga dari serangan inveksi. Vitamin D baik untuk pertumbuhan gigi. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan menghindari serangan penyakit, bayi memerlukan beragam vitamin dan mineral esensial. Seperti vitamin C, E, A dan seng. Sedangkan golongan antioksidan penangkal radikal bebas bayi perlu golongan vitamin A,E dan C.

Jaga kebersihan MPASI & peralatannya
Ibu harus menjaga benar kebersihan dalam menyiapkan MPASI & tempat penyimpanannya, karena bayi sangat mudah keracunan makanan. Mangkuk & sendok makan bayi harus disterilisasi sampai bayi berusia 9 bulan. Akan tetapi saat bayi sudah belajar merangkak dan memasukkan benda ke dalam mulutnya, proses sterilisasi botol susu & peralatan makan sudah tidak terlalu penting.
 
Hanya dengan alasan bayi mau makan…maka si bayi digendong dan di ajak keluar rumah sambil memberinya makan. Bisa dibayangkan, berapa banyak debu berterbangan & bakteri yang akan masuk ke tubuh bayi kita?? Kalau sudah begitu, proses sterilisasi perlatan makan menjadi percuma. Lagi pula, ada baiknya membiasakan makan pada tempatnya & tidak berjalan-jalan.

Cara memasak MPASI
  • Rebus: gunakanlah sedikit air saat merebus. Hati-hati jangan sampai merebus sayur atau buah terlalu lama (over cook). Tambahkan ASI/susu secukupnya di akhir (jangan ikut di panaskan.
  • Untuk membuat puree encerkan ladi dengan ASI/Susu/air matang secukupnya
  • Kukus: Cara ini sangat ideal untuk menjaga rasa & vitamin dalam sayuran/buah.

Makanan yang Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
  • Bubur tepung beras/beras merah, dimasak dengan menggunakan cairan air/kaldu daging/sayuran, susu formula, ASI atau air.
  • Bubur tepung baik tepung maizena, dimasak dengan kaldu atau susu formula/ASI
  • Pure buah atau buah yang dihaluskan, seperti pisang, papaya, melon, apel, avokad.
  • Pure sayuran, sayuran yang direbus kemudian dihaluskan menggunakan blender. Sayuran yang dianjurkan, kacang polong, kacang merah, wortel, tomat, kentang, labu kuning. Selama memblender sayuran sebaiknya ditambah dengan kaldu atau air matang agar tekstur sayuran dapat lembut.
  • Pure Kacang, kacang merah/kacang hijau/kacang polong yang direbus dengan kaldu hingga empuk kemudian di haluskan dengan blender. Pastikan blender dan alat saji berlabel food grade agar aman bagi bayi.
  • Daging, pilih yang tidak berlemak
  • Ayam, pilih daging ayam kampung muda tanpa tulang, kulit dan lemak.
  • Ikan, pilih daging ikan tanpa duri seperti fillet salmon, fillet ikan kakap dan gindara.

Makanan yang Tidak Dianjurkan untuk Bayi Usia 4-6 bulan
  • Semua jenis makanan yang mengandung protein gluten, biasanya terdapat di dalam tepung terigu, barley, biji kandum, cookies dari tepung terigu dan havermut. Protein gluten di dalam bahan pangan ini seringkali menyebabkan reaksi gluten intolerance yang menyebabkan perut kembung, mual dan diare pada bayi.
  • Hidari pemberian gula, garam, bumbu masak/penyedap rasa terhadap makanan bayi.
  • Makanan terlalu berlemak
  • Buah terlalu asam, seperti jeruk, sirsak
  • Makanan terlalu pedas atau berbumbu tajam, hindari cabe, lada dan asam
  • Susu sapi dan olahannya. Khususnya untuk bayi yang memiliki reaksi alergi terhadap susu sapi atau lactose intolerance
  • Buah-buahan mengandung gas, durian, cempedak, pemicu kembung dan sembelit
  • Sayuran mengandung gas, kol, kembang kol, lobak, pemicu perut kembung
  • Kacang tanah, bisa menyebabkan alergi atau pemicu anaphylactic shock atau pembengkakan pada tenggorokan sehingga bayi susah bernapas.
  • Seringkali telur memicu alergi, berikan bertahap dengan porsi kecil dan lihat reaksinya. Jika tidak menimbulkan alergi telur bisa diberikan.

Kebutuhan gizi bayi
Usia bayi 0-6 bulan dengan berat 6,0 kg dan tinggi 60 cm, angka kecukupan gizi yang dianjurkan perharinya adalah:

Energi 550 kkal
Protein 10 g
Vitamin A 375 RE
Vitamin D 5 mcg
Vitamin E 4 mg
Vitamin C 40 mg
Vitamin B12 0/4 mcg
Kalsium 200 mg
Besi 0.5 mg
Seng 1.3 mg

Jadwal Pemberian Makanan Bayi Berdasarkan Rekomendasi IDAI
* 0-4 bulan
ASI On demand

* 4-6 bulan (bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur)
ASI
Pukul 08.00 (makan pagi)
Bubur Susu
Pkl. 10.00
Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang)
ASI
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)
ASI
Pkl. 16.00
Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam)
Bubur susu
Pkl. 21.00
ASI

* 6-9 Bulan (Bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur)
ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi)
Bubur→ nasi tim
Pkl. 10.00
Buah segar/Biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang)
Bubur→ nasi tim
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)
ASI/PASI
Pkl. 16.00
Buah segar/biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam)
Bubur→ nasi tim
Pkl. 21.00
ASI/PASI

* 9-12 Bulan (Bertahap)
Pukul 06.00 (bangun tidur)
ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi)
Nasi Tim→ makanan keluarga
Pkl. 10.00
Buah segar/biskuit
Pkl. 12.00 (makan siang)
Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)
ASI/PASI
Pkl. 16.00
Buah segar/Biskuit
Pkl. 18.00 (makan malam)
Nasi tim→ makanan keluarga
Pkl. 21.00
ASI/PASI

> 12 bulan
Pukul 06.00 (bangun tidur)
ASI/PASI
Pukul 08.00 (makan pagi)
Makanan Keluarga
Pkl. 10.00
Snack
Pkl. 12.00 (makan siang)
Makanan Keluarga
Pkl. 14.00 (sebelum tidur siang)
-
Pkl. 16.00
Snack
Pkl. 18.00 (makan malam)
Makanan Keluarga
Pkl. 21.00
ASI/PASI 





Teknik Pengeluaran dan Penyimpanan Asi Serta Pemberian Asi Peras Pada Bayi

Pengeluaran ASI
Apabila ASI berlebihan, sampai keluar memancar,maka sebelum menyusui sebaiknya ASI dikeluarkan lebih dahulu untuk menghindari bayi tersedak atau enggan menyusu.Pengeluaran ASI juga berguna bagi ibu yang bekerja bisa meninggalkan ASI untuk bayinya.
Pengeluaran ASI dapat dilakukan dengan dua cara :
  • Pengeluaran dengan tangan : tangan ibu dicuci dengan bersih,menyiapkan cangkir/gelas tertutup yang telah dicuci dengan air mendidih.ibu melakukan pemijatan payudara dengan kedua telapak tangan dari pangkal ke arah aerola.dilakukan pemijatan secara merata mengelilingi payudara.
  • Pengeluaran dengan pompa
  • Bila payudara bengkak/ terbendung dan puting susu terasa nyeri,maka akan lebih baik bila ASI dikeluarkan dengan pompa payudara.Pompa baik digunakan bila ASI benar-benar penuh,tetapi pada payudara yang lunak akan lebih sukar.Ada dua macam pompa,pompa tangan dan pompa listrik,yang biasa digunakan adalah pompa Payudara tangan.
Penyimpanan ASI
ASI yang dikeluarkan dapat disimpan untuk beberapa saat.Ada perbedaan lamanya disimpan dikaitkan dengan tempat penyimpanan:
- Di udara bebas/terbuka : 6-8 jam
- Di lemari Es : 24 jam
- Di lemari pendingin/beku (-18° C) : 6 bulan
ASI yang didinginkan tidak boleh direbus bila akan dipakai,karena kualitsnyaakan menurun,yaitu unsur kekebalannya.ASI tersebut cukup didiamkan beberapa saat didalam suhu kamar,agar tidak terlalu dingin,atau dapat pula direndam di dalam wadah yang telah terisi air panas.
Pemberian ASI peras
Perlu diperhatikan,jangan diberikan dengan botol/dot,karena hal ini akan menyebabkan bayi “bingung puting”.Berikan pada bayi dengan cangkir atau sendok,sehingga saat ibu menyusui langsung,bayi tidak menolak menyusu.
Cara pemberian dengan menggunakan cangkir :
  • Ibu atau yang memberi minum bayi,duduk dengan memangku bayi.
  • Punggung bayi dipegang dengan lengan.
  • Cangkir diletakkan pada bibi bawah bayi.
  • Lidah bayi berada diatas pinggir cangkir dan biarkan bayi mengisap ASI dari dalam cangkir(saat cangkir dimiringkan).
  • Beri sedikit waktu istirahat saat bayi menelan.
MANAJEMEN LAKTASI PADA IBU YANG BERKERJA
Berikut ini adalah tugas bidan dalam rangka memelihara aktifitas menyusui ASI pada ibu berkerja. Aktifitas berikut dapat diberikan dalam bentuk penyuluhan atau selebaran yang dapat dibagikan setiap kali ibu dating memeriksakan diri atau bayinya. Setiap kali pertemuan antara bidan dan ibu menyusui, penting dilakukan pengkajian dan evaluasi tentang aktifitas menyusui ASI ibu tersebut dan segala masalah atau hambatan yang dihadapi ibu atau keluarganya.
  1. Beri pengertian ibu tentang pentingnya ASI.
  2. Jelaskan produser menyusui yang benar.
  3. Jelaskan berbagai factor yang dapat menghambat keluarnya ASI.
  4. Libatkan suami atau keluarga lain yang terlibat lebih dominant dalam keluarga agar memahami dan dapat membantu istri mempertahankan ASI.
  5. Jangan memberi makan an tambahan apapun kepada bayi sebelum bayi berumur 6 bulan.
  6. Susui sesering mungkin selama ibu cuti berkerja, minimal 2 jam sekali.
  7. Biasakan pada malam hari untuk menyusui bayi.
  8. Porsi makan malam diperbesar dan ibu tidak perlu takut untuk menjadi gemuk.
  9. Tambahkan susu satu gelas untuk ibu sebelum tidur.
  10. Susui bayi pada pagi hari, dan keluarkan sampai payudara kosong setiap kali habis menyusui.ASI dapat disimpan di dalam kulkas atau termos yang di beri es. Susu ini dapat di berikan kepada bayi di rumah ketika ibu ada di kantor.
  11. Cara menghangatkan ASI yang di simpan dalam lemari esadalah dengan merendamnya dalam air hangat (suhu <50 derajat celcius)
  12. Bangkitkan kepercayaan ibu bahwa ia dapat memenuhi kebutuhan bayinya .
  13. Bila ibu berkerja sampai sore maka di tempat kerja ibu harus secara rutin memeras susu dengan tangan dan menyimpan susu dalam botol.
  14. Pada malam hari usahakan bayi dapat menyusu sedikitnya 3x.
  15. Menu ibu menyusui harus dipenuhi.
  16. Hindari stress (atasi stress dengan baik)
  17. Bayi jangan diberi susu selain ASI
  18. Hindari penggunaan dot pada saat memberi ASI, gunakan sendok kecil.
  19. Bila putting susu lecet, pemberian ASI jangan di hentikan, tetap di susui dan olesi luka dengan ASI sebelum dan sesudah menyusui.
  20. Segera konsultasi ke bidan atau dokter bila ada keluhan selama menyusui.

Susu Formula

1. Pengertian
Susu formula adalah susu yang dibuat dari susu sapi atau susu buatan yang diubah komposisinya hingga dapat dipakai sebagai pengganti ASI. Alasan dipakainya susu sapi sebagai bahan dasar mungkin oleh banyaknya susu yang dapat dihasilkan oleh peternak (Pudjiadi, 2002).

2. Jenis Susu Formula
a. Formula adaptasi
Formula adaptasi (adapted berarti disesuaikan dengan kebutuhan bagi bayi baru lahir) untuk bayi baru lahir sampai umur 6 bulan. Susunan formula adaptasi sangat mendekati susunan ASI (tabel 6.2) dan sangat baik bagi bayi baru lahir sampai umur 4 bulan. Pada umur dibawah 3-4 bulan fungsi saluran pencernaan dan ginjal belum sempurna hingga pengganti ASInya harus mengandung zat-zat gizi yang mudah dicerna dan tidak mengandung mineral yang berlebihan maupun kurang.

b. Formula awal lengkap
Formula awal lengkap (complete starting formula) berarti susunan zat gizinya lengkap dan pemberiannya dapt dimulai setelah bayi dilahirkan. Beberda dengan formula adaptasi yang diuraikan terlebih dahulu, pada formula yang disebut belakangan ini terdapat kadar protein yang lebih tinggi dan rasio antara fraksi-fraksi proteinnya tidak disesuaikan dengan rasio yang terdapat dalam susu ibu. Lagipula kadar sebagian besar mineralnya lebih tinggi dibandikan dengan formula adaptasi. Keuntungan dari formula bayi ini terletak pada harganya. Berhubung pembuatannya tidak begitu rumit mak ongkos pembuatan juga lebih murah hingga dapat dipasarkan dengan harga lebih rendah. Dalam pengalaman penulis dengan memberi formula nayi demikian,walupun dimulai langsung setelah bayi dilahirkan, tidak pernah ditemukan kesulitan. Jika keadaan ekonomi tidak memungkinkan untuk membeli formula mahal, maka formula demikian dapat dipakai. Di satu rumah sakit di Australia (hubungan pribadi) untuk menghemat biaya bayi diberi fomula adaptasi sampai umur 3 bulan untuk kemudian diganti dengan formula lengkap.

c. Formula Follow-Up
Formula follow-up (dengan follow-up diartikan lanjutan, mengganti formula bayi yang sedang dipakai dengan formula tersebut). Formula demikian diperuntukan bagi bayi berumur 6 bulan keatas. Telah diuaraikan terlebih dahulu, bahwa formula adaptasi dibuat sedemikian, hingga tidak memberatkan fungsi pencernaan dan ginjal yang pada waktu lahir belum sempurna. Maka dari itu dalm formula adaptasi zat-zat gizinya cukup untuk pertumbuhan yang normal dan mencegah timbulnya penyakit-penyakit gizi disebabkan oleh kekurangan maupun kelebihan masukan zat-zat tersebut. Oleh sebab pada umur 4-5 bulan fungsi organ-organ sudah memadai maka kelebihan zat gizi dapat dikeluarkan lagi oleh ginjal. Lagipula dengan pertumbuhan yang cepat dan aktivitas fisik yang bertambah, maka formula bayi adaptasi tidak cukup lagi  untuk memenuhi kebutuhan bayi diats umur 6 bulan, terkecuali jika bayi demikian mendapat pula makanan tambahan seperti makanan padat yang memenuhi sysrat Badan Kesehatan Sedunia (WHO).


3. Komposisi Susu Formula
a. Lemak
Kadar lemak disarankan antara 2.7 – 4.1 g tiap 100 ml. Komposisi asam lemaknya harus sedemikian hingga bayi umur 1 bulan dapat menyerap sedikitnya 85%. Disarankan juga bahwa 3 – 4 % dari kandungan energi harus terdiri dari asam linoleik.

b. Protein
Kadar protein harus berkisar antara 1.2 dan 1.9 g/100 ml. Dengan rasio lakalbumin/kasein kurang-lebih 60/40. Oleh karena kandungan protein daripada formula ini relatif rendah maka komposisi asam aminonya harus identik atau hampir indentik dengan yang terdapat dalam protein ASI. Protein demikianlah yang dapat dipergunakan seluruhnya oleh bayi pada minggu-minggu pertama setelah dilahirkan. Walupun demikian Mead Johnson mengedarkan formula dengan nama Enfamil Neonatal, khusus bagi bayi baru lahir sampai usia 1 bulan, dengan 73% proteinnya sudah dihidrolisis. Pemberian protein yang terlalu tinggi dapat menyebabkan meningginya kadar ureum, amoniak, serta asam amino tertentu dalam darah.perbedaan antara protein ASI dan susu sapi terletak pada kandungannya (susu sapi mengandung 3.3 g/100 ml.) dan rasio antara protein whey dan kaseinnya: pada ASI 60/40, sedangkan pada susu sapi20/80. Ada yang berpendapat bahwa kualitas kasein ASI lebih baik daripada kasein susu sapi. Kadar sistein, salah satu asam amino yang mengandung welirang (sulfer) terdapat rendah, hanya sepersepuluh daripada yang terdapat dalam susu ibu. Bayi baru lahir dan terutama yang dilahirkan sebagai prematur bel dapat megibah asam amino metionin menjadi sistein, hingga pemberian susu sapi tanpa diubah dahulu dapat menyebabkan kekurangan relatif sistein. Penambahan protein whey akan memperbaiki susunan asam aminonya hingga mendekati kandungan sistein yang terdapat dalam ASI. Nestle menambahkan Taurin pada produk formula bayinya seperti Nan, Lactogen-1 dan Nestogen-1. 

c. Karbohidrat 
Disarankan untuk formula ini kandungan karbohidrat antara 5.4 dan 8.2 g bagi tiap 100 ml. Dianjurkan supaya sebagai karbohidrat hanya atau hampir seluruhnya memakai laktosa, selebihnya glukosa atau destrin-maltosa. Tidak dibenarkan pada pembuatan formula ini untuk memakai tepung atau madu, maupun diasamkan (acidified) karena belum dikrtahui efek sampingannya dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Laktosa dalam usus dicerna oleh ezim laktase dan diserap sebagai glukosa dan galatosa. Walupun aktivitas laktase pada bayi baru lahir memuaskan, sebagian masukan laktosa akan mengalami proses fermentasi oleh kuman-kuman usus besar dan diubah menjadi asam laknat, asam lemak dengan berat molekul rendah. Dengan demikian laktosa merupakan faktor penting untuk menurunkan pH tinja. PH yang rendah ini disertai kapasitas buffer yang rendah pula karena rendahnya kandungan protein dan fosfat, memberi dampak yang baik untuk menekan pertumbuhan Escherichia Coli dan usus bayi yang mendapat ASI. Bebelac EC (Lyempf) mengandung karbohidrat yang terdiri dari 56% laktosa dan 44% dekstrin. Formula bayi tersebut diperuntukkan bagi bayi yang sering menderita gangguan gastro-intestinu, seperti kolik, kembung dan buang air besar yang selalu encer.
    d. Mineral
    Seperti  dapat dilihat pada tabel 6.1 kosentrasi sebagian besar mineral dalam susu sapi seperti natrium, kalium, kalsium, fosfor, magnesium, khlorida, lebih tinggi 3 sampai 4 kali dibandingkan dengan yang terdapat dalam ASI. Pada pembuatan formula adaptasi kandungan berbagai mineral harus diturunkan hingga jumlahnya berkisar antara 0.25 dan 0.34 g bagi tiap 100 ml. Kandungan mineral dalam susu formula adaptasi memang rendah dan mendekati yang terdapat pada ASI (tabel 6.2). Penurunan kadar mineral diperlukan sangat oleh karena bayi baru lahir belum dapat mengekskrisi dengan sempurna kelebihanannya.

    e. Vitamin
    Biasanya berbagai vitamin ditambahkan pada pembuatan formula demikian hingga dapat mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
    f. Energi
    Banyaknya energi dalam formula demikian biasanya disesuaikan dengan jumlah energi yang terdapat pada ASI.

    4. Cara Pemberian Susu Formula
    a. Pemilihan
    Prinsip umum dalam pemilihan susu formula adalah bila susu formula yang digunakan tidak menimbulkan masalah pada bayi, seperti diare, muntah, konstipasi dan gangguan kulit. Setiap bayi memiliki penerimaan yang berbeda untuk setiap merk susu formula (Suririnah, 2008).

    b. Pembuatan
    Langkah pembuatan susu formula  adalah :
    1. Mencuci tangan dengan bersih.
    2. Mencuci dan mensterilkan botol susu dan dot.
    3. Memilih susu yang sesuai dengan anak.
    4. Mengikuti petunjuk pembuatan dalam kemasan susu formula.
    5. Mengatur suhu air dengan mencampur air dingin dengan air panas dengan takaran sesuai dengan petunjuk.
    6. Menggunakan sendok takar yang disediakan agar kekentalan sesuai.
    7. Menghangatkan susu dengan merendam botol menggunakan air hangat.
    8. Tidak mencampur berbagai merk susu.
    9. Menyiapkan susu formula paling lama 2 jam sebelum digunakan.
    10. Tidak mencampur susu sisa pembuatan yang lalu dengan susu yang baru dibuat.
    c. Sterilisasi
    Terdapat 3 cara dalam pemberian susu formulas yaitu :
    1. Menggunakan Tablet atau Cairan Kimia. Setelah botol dan dot dibersihkan dan dicuci bersih, kemudian rendam dalam air yang telah diberi cairan atau tablet kimia. Singkirkan gelembung. Rendam selama 1 jam. Cuci tangan sampai bersih sebelum mengangkat botol dan dot. Bilas dengan air bersih dingin dan hangat.
    2. Menggunakan Sterilisasi Listrik. Setelah botol dicuci bersih, dimasukan kedalam alat sterilisasi, tunggu sampai 8-12 menit. Tunggu sampai dingin sebelum digunakan.
    3. Merebus Botol. Setelah dicuci bersih, rebus botol selama 10 menit dan dot 4 menit. Kemudian simpan botol dan dot dalam wadah tertutup, sebelum digunakan kembali.
    d. Frekuensi dan Jumlah Pemberian
    Susu formula diberikan sebanyak 60 ml per kg berat badan per hari pada minggu pertama dan 150 ml per kg berat badan per hari setelahnya. Frekuensi pemberian setiap 3 – 4 jam atau bila bayi lapar.

    e. Pemberian
    Cara pemberian susu formula adalah :
    1. Mengocok susu sebelum diberikan.
    2. Memeriksa suhu susu formula.
    3. Menyentuh mulut bayi dengan dot, dan secara refleks bayi akan menyedot susu.
    4. Bila dot rata dan susu tidak tersedot, keluarkan dot dan masukkan kembail.
    5. Dot dipegang dengan posisi miring sampai leher botol berisi susu.
    6. Tidak memaksa bayi menghabiskan susu.
    7. Menyendawakan bayi setelah pemberian susu.

    ASI (Air Susu Ibu)

    Air susu ibu atau ASI adalah susu yang diproduksi oleh manusia untuk konsumsi bayi dan merupakan sumber gizi utama bayi yang belum dapat mencerna makanan padat.

    ASI diproduksi karena pengaruh hormon prolactin dan oxytocin setelah kelahiran bayi. ASI pertama yang keluar disebut kolostrum atau jolong dan mengandung banyak immunoglobulin IgA yang baik untuk pertahanan tubuh bayi melawan penyakit.

    Bila ibu tidak dapat menyusui anaknya, harus digantikan oleh air susu dari orang lain atau susu formula khusus. Susu sapi tidak cocok untuk bayi sampai berusia 1 tahun.
    (Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas)

    Mengapa ASI Ekslusif Harus 6 Bulan? Penundaan pemberian makanan padat sampai bayi berusia 6 bulan berlaku bagi bagi yang mendapatkan ASI, ASI eksklusif dan juga susu formula.
    1. ASI adalah satu-satunya makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh bayi hingga ia berusia enam bulan
    ASI adalah makan bernutrisi dan berenergi tinggi, yang mudah untuk dicerna. ASI memiliki kandungan yang dapat membantu menyerapan nutrisi. Pada bulan-bulan awal, saat bayi dalam kondisi yang paling rentan, ASI eksklusif membantu melindunginya bayi dari diare, sudden infant death syndrome/SIDS – sindrom kematian tiba-tiba pada bayi, infeksi telinga dan penyakit infeksi lain yang biasa terjadi. Riset medis mengatakan bahwa ASI eksklusif membuat bayi berkembang dengan baik pada 6 bulan pertama bahkan pada usia lebih dari 6 bulan. Organisasi Kesehatan Dunia – WHO mengatakan: “ASI adalah suatu cara yang tidak tertandingi oleh apapun dalam menyediakan makanan ideal untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi… Evaluasi pada bukti-bukti yang telah ada menunjukkan bahwa pada tingkat populasi dasar, pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan adalah cara yang paling optimal dalam pemberian makan kepada bayi. ” Setelah 6 bulan, biasanya bayi membutuhkan lebih banyak zat besi dan seng daripada yang tersedia didalam ASI – pada titik inilah, nutrisi tambahan bisa diperoleh dari sedikit porsi makanan padat. 

    Bayi-bayi tertentu bisa minum ASI hingga usia 12 bulan atau lebih – selama bayi anda terus menambah berat dan tumbuh sebagaimana mestinya, berarti ASI anda bisa memenuhi kebutuhannya dengan baik.
    2. Menunda pemberian makanan padat memberikan perlindungan yang lebih baik pada bayi terhadap berbagai penyakit
    Meskipun bayi terus menerima imunitas melalui ASI selama mereka terus disusui, kekebalan paling besar diterima bayi saat dia diberikan ASI eksklusif. ASI memiliki kandungan 50+ faktor imunitas yang sudah dikenal, dan mungkin lebih banyak lagi yang masih tidak diketahui. Satu studi memperlihatkan bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 4 bulan+ mengalami infeksi telinga 40% lebih sedikit daripada bayi yang diberi ASI ditambah makanan tambahan lain. 

    Probabilitas terjadinya penyakit pernapasan selama masa kanak-kanak secara signifikan berkurang bila bayi diberikan ASI eksklusif setidaknya selama 15 minggu dan makanan pada tidak diberikan selama periode ini. (Wilson, 1998). 

    Lebih banyak lagi studi yang juga mengaitkan tingkat eksklusivitas ASI dengan meningkatnya kesehatan (lihat faktor imunitas pada susu manusia dan Resiko pemberian makanan instan).
    3. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada sistem penernaan bayi untuk berkembang menjadi lebih matang
    Biasanya bayi siap untuk makan makanan padat, baik secara pertumbuhan maupun secara psikologis, pada usia 6 – 9 bulan. Bila makanan padat sudah mulai diberikan sebelum sistem pencernaan bayi siap untuk menerimanya, maka makanan tersebut tidak dapat dicerna dengan baik dan dapat menyebabkan reaksi yang tidak menyenangkan (gangguan pencernaan, timbulnya gas, konstipasi dll). Tubuh bayi belum memiliki protein pencernaan yang lengkap. Asam lambung dan pepsin dibuang pada saat kelahiran dan baru dalam 3 sampai 4 bulan terakhir jumlahnya meningkat mendekati jumlah untuk orang dewasa. Amilase, enzim yang diproduksi oleh pankreas belum mencapai jumlah yang cukup untuk mencernakan makanan kasar sampai usia sekitar 6 bulan. Dan enzim pencerna karbohidrat seperti maltase, isomaltase dan sukrase belum mencapai level oranga dewasa sebelum 7 bulan. Bayi juga memiliki jumlah lipase dan bile salts dalam jumlah yang sedikit, sehingga pencernaan lemak belum mencapai level orang dewasa sebelum usia 6-9 bulan.
    4. Menunda pemberian makanan padat memberikan kesempatan pada bayi agar sistem yang dibutuhkan untuk mencerna makanan padat dapat berkembang dengan baik
    Tanda-tanda yang menunjukkan bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat termasuk ::
    1. Bayi dapat duduk dengan baik tanpa dibantu.
    2. Reflek lidah bayi sudah hilang dan tidak secara otomatis mendorong makanan padat keluar dari mulutnya dengan lidah.
    3. Bayi sudah siap dan mau mengunyah.
    4. Bayi sudah bisa “menjumput”, dimana dia bisa memegang makanan atau benda lainnya dengan jempol dan telunjuknya. Menggunakan jari dan menggosokkan makanan ke telapak tangan tidak bisa menggantikan gerakan “menjumput”.
    5. Bayi kelihatan bersemangat untuk ikut serta pada saat makan dan mungkin akan mencoba untuk meraih makanan dan memasukkannya ke dalam mulut.
    Sering kali kita mengatakan bahwa salah satu tanda bahwa bayi sudah siap untuk menerima makanan padat adalah bila bayi terus menerus ingin menyusu (kelihatan tidak puas setelah diberikan ASI/susu)-walaupun dia tidak sedang dalam keadaan sakit, akan tumbuh gigi , mengalami perubahan rutinitas atau mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba. Meskipun demikian, sulit untuk menentukan apakah peningkatan kebutuhan untuk menyusui itu berhubungan dengan kesiapan bayi untuk menerima makanan padat. Banyak (bahkan sebagian besar) bayi usia 6 bulan yang mengalami pertumbuhan yang tiba-tiba, tumbuh gigi dan mengalami berbagai perkembangan – dalam satu waktu, yang pada akhirnya bisa menyebabkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui. Yakinkan bahwa anda melihat semua tanda-tanda kesiapan untuk menerima makanan padat sebagai suatu kesatuan, karena bila bayi hanya menunjukkan meningkatnya kebutuhan untuk menyusui, itu bukanlah tanda kesiapannya untuk menerima makanan padat.
    5. Menunda pemberian makanan padat mengurangi resiko alergi makanan
    Berbagai catatan menunjukkan bahwa memperpanjang pemberian ASI eksklusif mengakibatkan rendahnya angka insiden terjadinya alergi makanan (lihat Referensi alergi dan Resiko Pemberian Makanan Instan). Sejak lahir sampai usia antara empat sampai enam bulan, bayi memiliki apa yang biasa disebut sebagai “usus yang terbuka”. Ini berarti bahwa jarak yang ada di antara sel-sel pada usus kecil akan membuat makromolekul yang utuh, termasuk protein dan bakteri patogen, dapat masuk ke dalam aliran darah. Hal ini menguntungkan bagi bayi yang mendapatkan ASI karena zat antibodi yang terdapat di dalam ASI dapat masuk langsung melalui aliran darah bayi, tetapi hal ini juga berarti bahwa protein-protein lain dari makanan selain ASI (yang mungkin dapat menyebabkan bayi menderita alergi) dan bakteri patogen yang bisa menyebabkan berbagai penyakit bisa masuk juga. Dalam 4-6 bulan pertama usia bayi, saat usus masih “terbuka”, antibodi (slgA) dari ASI melapisi organ pencernaan bayi dan menyediakan kekebalan pasif, mengurangi terjadinya penyakit dan reaksi alergi sebelum penutupan usus terjadi. Bayi mulai memproduksi antibodi sendiri pada usia sekitar 6 bulan, dan penutupan usus biasanya terjadi pada saat yang sama.
    6. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari anemia karena kekurangan zat besi
    Pengenalan suplemen zat besi dan makanan yang mengandung zat besi, terutama pada usia enam bulan pertama, mengurangi efisiensi penyerapan zat besi pada bayi. Bayi yang sehat dan lahir cukup bulan yang diberi ASI eksklusif selama 6-9 bulan menunjukkan kecukupan kandungan hemoglobin dan zat besi yang normal. Dalam suatu studi (Pisacane, 1995), para peneliti menyimpulkan bahwa bayi yang diberikan ASI eksklusif selama 7 bulan (dan tidak diberikan suplemen zat besi atau sereal yang mengandung zat besi) menunjukkan level hemoglobin yang secara signifikan lebih tinggi dalam waktu satu tahun dibandingkan bayi yang mendapat ASI tapi menerima makanan padat pada usia kurang dari tujuh bulan. Para peneliti tidak berhasil menemukan adanya kasus anemia di tahun pertama pada bayi yang diberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan dan akhirnya menyimpulkan bahwa memberikan ASI eksklusif selama tujuh bulan mengurangi resiko terjadinya anemia.
    7. Menunda pemberian makanan padat membantu melindungi bayi dari resiko terjadinya obesitas di masa datang
    Pemberian makanan padat terlalu dini sering dihubungkan dengan meningkatnya kandungan lemak dan berat badan pada anak-anak. (Untuk contoh, lihat Wilson 1998, von Kries 1999, Kalies 2005)
    8. Menunda pemberian makanan padat membantu para ibu untuk mejaga kesediaan ASI mereka
    Berbagai studi menunjukkan bahwa pada bayi makanan padat akan menggantikan prosi susu dalam menunya – makanan tersebut tidak menambah total asupan pada bayi. Makin banyak makanan padat yang dimakan oleh bayi, maka makin sedikit susu yang dia serap dari ibunya, dan makin sedikit susu yang diserap dari ibu berarti produksi ASI juga makin sedikit. Bayi yang makan banyak makanan padat atau makan makanan padat pada umur yang lebih muda cenderung lebih cepat disapih.
    9. Menunda makanan padat membantu memberi jarak pada kelahirn bayi
    Pemberian ASI biasanya sangat efektif dalam mencegah kehamilan terutama bila bayi anda mendapatkan ASI eksklusif dan semua kebutuhan nutrisinya dapat dipenuhi melalui ASI..
    10. Menunda pemberian makanan padat membuat pemberiannya menjadi lebih mudah
    Bayi yang mulai makan makanan padat pada usia yang lebih besar dapat makan sendiri dan lebih kecil kecendurangan untuk mengalami alergi terhadap makanan.
    (Dari http://bayidananak.com/2008/11/19/asi-eksklusif-6-bulan )
    Sumber
    1. Why Delay Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html
    2. When Will My Baby Be Ready For Solid Foods? http://www.kellymom.com/nutrition/solids/solids-when.html .